Langsung ke konten utama

recoveries

# Penjelasan arti dan istilah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

a.   Subrogasi adalah hak yang timbul akibat Penjamin telah memberikan penggantian sejumlah uang kepada Penerima Jaminan (Obligeel) karena Terjamin (Principal) tidak dapat menyelesaikan kewajibannya kepada Penerima Jaminan (Obligee), yang besarnya sama dengan ganti rugi/klaim yang dibayar oleh Penjamin. Atau dengan kata lain : pengalihan hak tagihan yang semula dimiliki oleh Penerima Jaminan (Obligee) kepada Penjamin  sebagai konsekuensi pembayaran klaim.

b. Prinsip Indemnity adalah  sebagai kompensasi keuangan yang pasti dan cukup untuk mengembalikan posisi keuangan Tertanggung setelah peristiwa kerugian, sama dengan posisi keuangan sesaat sebelum terjadinya peristiwa kerugian tersebut. Hal yang mendasar adalah bahwa Penjamin/Penanggung berhak atas indemnity tapi tidak boleh lebih dari besarnya klaim yang dibayarkan. Subrogasi membolehkan Penjamin/Penanggung menggantikan kedudukan Penerima Jaminan/Tertanggung dalam memperoleh keuntungan atas adanya kejadian yang dijaminkan.

c.  Rekonsiliasi adalah penetapan pos-pos yang diperlukan untuk mencocokkan saldo masing-masing dari 2 (dua) akun atau lebih yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa rekonsiliasi merupakan kegiatan untuk memulihkan hubungan kedua belah pihak dalam menyelesaikan perbedaan data yang disampaikan Bank kepada pihak perusahaan. Rekonsiliasi data SHS ini secara harfiah adalah penetapan pos-pos yang diperlukan untuk mencocokkan data SHS dan setoran recoveries per debitur  dari Daftar R/C Bank  untuk masing-masing dari 2 (dua) akun atau lebih yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya.

d.  Recoveries Collecting Management (RCM) adalah  suatu proses penagihan recoveries yang melibatkan unit kerja subrogasi dan unit kerja terkait dalam menagih recoveries kepada  pihak yang memiliki kewajiban pembayaran recoveries dengan menggunakan sumber daya (sumber daya internal (Penagihan mandiri) dan kerjasama dengan pihak eksternal seperti Jamdatun/Asdatun/Kajati, Lawyer dan Debt Collector) dengan berbasis sistem informasi subrogasi yang dapat menyajikan pelaporan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

#Pengertian Recoveries Bermasalah
Dalam pengelolaan penagihan recoveriesrecoveries bermasalah adalah obyek pengelolaan penagihan recoveries  yang harus dirumuskan dan dipersamakan persepsi tentang konsep recoveries bermasalah tersebut. Beberapa pengertian recoveriesbermasalah yang menjadi dasar pengelolaan penagihan recoveries adalah sebagai berikut:

1)      Recoveries yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko dikemudian hari bagi perusahaan dalam arti luas
2)   Mengalami kesulitan di dalam proses penagihannya yang disebabkan tidak kooperatifnya mitra usaha perusahaan atau data alamat (contact person) sudah tidak ada
3) Recoveries dimana pembayarannya dalam bahaya terutama apabila sumber-sumber pembayaran recoveries yang diharapkan diperkirakan tidak cukup untuk membayar recoveries sehingga belum mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh perusahaan
4)  Recoveries dimana terjadi cidera janji dalam komitmen pembayaranrecoveries  sesuai perjanjian sehingga terdapat tunggakan atau ada potensi kerugian berupa kehilangan recoveries di perusahaan (Terjamin/Penerima Jaminan/Agen/Principal) sehingga memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari bagi perusahaan dalam arti luas.

Pengertian Nasabah dalam Pengelolaan Penagihan Recoveries
1)      Yang termasuk nasabah usaha perusahaan antara lain adalah Terjamin, Penerima Jaminan, Principal dan Agen.
2) Nasabah yang memiliki kewajiban pembayaran recoveries kepada perusahaan adalah Nasabah yang telah  menerima pembayaran Klaim sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Alur kegiatan penagihan recoveries dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengolahan berkas klaim. Klaim  sudah dibayar  dibuktikan dengan terbitnyaClaim Settlement dan SPP dari Bagian Keuangan dan secara otomatis akan memunculkan Hak Subrogasi (HS).  
2. Data HS dari masing-masing principal/debitur yang memiliki kewajiban pembayaran recoveries diolah dan disajikan dalam Laporan Saldo Hak Subrogasi yang dibutuhkan untuk melakukan penagihan recoveries
3.  Laporan Saldo Hak Subrogasi (SHS) ini digunakan sebagai dasar dan informasi untuk melakukan penagihan recoveries kepada Principal/Debitur. Keakuratan dan kemutakhiran data SHS sangat menentukan efektifitas penagihan recoveries.
4.  Penagihan recoveries dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) produk utama yaitu produk KUR dan Non KUR. Hal ini tergantung pada product profile perusahaan asuransi kredit.  Metode penagihan recoveries untuk kedua produk tersebut berbeda tersendiri. Penagihan recoveries produk KUR digunakan metode rekonsiliasi data SHS KUR dengan bank pelaksana KUR sedangkan penagihan recoveries Non KUR dapat dilakukan antara lain dengan cara mandiri, bekerjasama dengan Jamdatun/Asdatun/Kajati dan Pihak Ketiga (Lawyer dan Debt Collector).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen SDM

Kuliah Minggu Pertama KULIAH                      :   MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA DAN                                          HUBUNGAN MANAJERIAL JUMLAH SKS             :   3 JAWAL KULIAH       :   10.30 – 13.00 Globalisasi Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM)       Globalisasi bisnis terus tumbuh karena adanya pengaruh-pengaruh seperti perubahan populasi, ketergantungan ekonomi, perserikatan regional (NAFTA, AFTA, CLC, EU), dan kompetensi komunikasi global.       Organisasi yang menjalankan bisnis secara internasional mungkin berkembang dari organisasi yang terlibat dalam aktivitas impor dan ekspor, menjadi perusahaan multinasional, berubah menjadi organisasi global. Impor dan ekspor : menjual dan membeli barang dan jasa dengan organisasi-organisasi di negara-negara lain. Perusahaan multinasional : sebuah organisasi yang memiliki unit-unit operasi yang berlokasi di negara-negara asing. Organisasi global : sebuah organisasi yang memiliki unit-unit perusahaan di beberapa negara

INFLASI DAN PENGANGGURAN

INFLASI DAN PENGANGGURAN Defining Full Employment               Kondisi full employment adalah hal yang berbeda dengan zero unemployment. Terdapat beberapa alasan bahwa tingkat unemployment merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Keadaan tanpa pekerjaan sebenarnya tidak dapat diabaikan sepanjang aktifitas ekonomi terus berjalan pada musim-musim tertentu. Pada akhir setiap musim, banyak pekerja yang mengalami proses seasonal unemployment harus mencari pekerjaan baru. Fluktuasi yang terjadi pada setiap musim akan menaikan supply side di pasar tenaga kerja. Sebagai contoh, tingkat unemployment usia muda akan meningkat pada musim dimana para pelajar mencari pekerjaan sementara. Seasonal unemployment dapat didefinisikan sebagai berikut : unemployment yang disebabkan oleh perubahan musim tenaga kerja atau labor supply.               Di dalam proses berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain, seseorang mungkin akan kehilangan beberapa waktu. Akan tetapi waktu yang hilang te

UANG, TINGKAT BUNGA, DAN PENDAPATAN

The Goods Market and the IS Curve             Kurva IS menggambarkan kombinasi interest rate (tingkat bunga) dan output, dimana tercapai keseimbangan antara planned spending dan income. Investment and the Interest Rate             Bentuk fungsi investment spending adalah : I = Ī – bi      dan       b > 0, dimana i adalah interest rate dan b merupakan koefisien untuk mengetahui kepekaan investment spending terhadap interest rate. Ī adalah autonomous investment spending, yaitu investment spending yang tidak tergantung pada income dan interest rate.             Dari persamaan I = Ī – bi dapat diketahui bahwa semakin rendah interest rate, semakin tinggi planned investment. Jika b semakin besar dan kemudian terdapat sedikit kenaikan interest rate, maka akan menghasilkan penurunan investment spending yang besar.             Investment ditentukan oleh slope-nya (b) dan autonomous investment spending (Ī). Jika investment sangat peka terhadap interest rate, maka penurunan sedikit saja